Di suatu sore yang sejuk, saya berada di antara guguran daun pohon maple yang jatuh ke tanah, berdiri menggunakan jaket tebal dan membawa beberapa diktat perkuliahan, berdiskusi bersama teman-teman dengan bahasa Inggris yang fasih.
Itu mimpi.
Mimpi saya, melanjutkan studi di salah satu negeri di Eropa Barat.
Kenyataannya, dimana saya sekarang? Duduk di rumah kecil yang hangat, menyusui anak kedua saya yang baru berusia 2 bulan, sembari menemani sang kakak yang berusia 2 tahun membaca buku kesayangannya.
Hidup memang tidak selalu seindah mimpi. Tapi apakah karena ini saya berhenti bermimpi? Tentu Tidak. Katrina Mayer pernah berkata “believe in your dreams, they were given to you for a reason”. Saya yakin ada sebab mengapa Tuhan memberi saya mimpi yang begitu indah, dan hari ini saya belajar memahaminya.
—
Tiga tahun lalu, saya adalah seorang tamatan D3 Teknik Elektro, wanita karir,sudah menikah namun belum dikaruniai anak, dan baru saja menyelesaikan pendidikan S1 Psikologi. Saya selalu punya mimpi untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya sangat ingin berkuliah di luar negeri, dan dengan bekal izin dari suami, saat itu saya mulai mempersiapkan dokumen yang dipersyaratkan. Namun, semangat saya untuk kuliah di luar negeri ternyata tidak berbanding lurus dengan kehendak Tuhan. Saya positif hamil.
Long story short, dengan segala drama kehamilan dan persalinan, anak pertama saya lahir. Melihatnya bertumbuh dan mengikuti tahap demi tahap perkembangannya, mimpi saya untuk kuliah di luar negeri tidak se-menggebu dahulu. Akhirnya saya beralih ke universitas di dalam negeri. Mendaftar, seleksi, diterima. Bisa kuliah? Tuhan berkehendak lain, saya kembali hamil. Kali ini, saya memutuskan mundur karena kondisi fisik saya ketika hamil yang memiliki beberapa keterbatasan yang tidak memungkinkan saya untuk berkuliah.
Sedih? Tentu. Kecewa? Pada awalnya. Tapi nyatanya tidak menghalangi mata saya untuk dapat melihat kebaikan dari segala sesuatu yang terjadi. Tuhan melihat semangat besar saya untuk belajar, dan memberi jalan melalui anak- anak yang Tuhan kirimkan. Saya belajar tentang ilmu kesehatan, saya belajar tentang ilmu gizi , saya belajar seni, saya belajar manajemen, dan belajar banyak ilmu lainnya, bahkan belajar memaknai segala sesuatu dengan lebih bijaksana. Bahwa saya sekarang, telah mencapai mimpi, yang menjadi impian dan doa jutaan manusia. Berkeluarga serta memiliki 2 anak lucu, dan saya bahagia. “…I believe in angels, something good in everything I see…” (Westlife, I have a Dream)
Ditulis di Jakarta, 28 November 2018